Rabu, Februari 18, 2009

Diskusi yang aneh..

Mengapa saya bisa memasukkan kategori baru ini? Ya saya juga mau yang baru kan..
Yaa saya mulai saja diskusinya..

Saya sering mendengar kalimat yang berbunyi, “Cintailah orang yang mencintai kita”. Hmmm... Apakah kalian setuju dengan kalimat itu? Ya kalau kita timbang dari ruang lingkup keluarga saya sangat setuju dengan kalimat tersebut. Yang jadi pertanyaan adalah di luar ruang lingkup keluarga apakah kalimat itu tidak tepat? Pada intinya menurut saya bila kita ikuti kalimat itu kesan yang terlihat adalah kita terlalu mengalah. Ya akhirnya saya berusaha untuk mencari tahu jawabannya.

Saya mulai bertanya kepada salah satu teman saya yang saya percayai,

”Menurut kamu, apakah kalimat ’Cintailah orang yang mencintai kita’ itu benar? Tapi yang saya tanyakan bukan dalam ruang lingkup keluarga. Dalam lingkup bebas, apakah kalimat itu mengarah pada sikap mengalah? Apakah kita tidak boleh mencintai seseorang yang belum tentu dia mencintai kita?”

Dan apa jawabannya? Dia menjawab,

“Sebenarnya kita tidak harus selalu mengalah untuk mendapatkannya.. Menurut saya, bila kita terus mengalah pada orang yang kita cintai, kemungkinan orang yang kita cintai itu akan merasa bosan dan menjauh. Lagipula bila kita terus mengalah berarti kita membiarkan orang yang kita cintai itu belajar untuk bersikap egois.”

Ya saya setuju dengan apa yang ia katakan barusan. Tapi setelah itu muncul pertanyaan lain yang ada dalam pikiran saya dan kemudian saya tanyakan juga padanya,

“Hmm... Kalau kita tidak di haruskan untuk mengalah, Apa yang biasanya harus di lakukan? Dan bila orang yang kita cintai itu sudah merasa bosan dengan kita bukankah akan menjadi lebih sulit?”

Dan saya mendapatkan jawabannya. Dia menjawab,

“Ada 2 pilihan yang harus kamu lakukan untuk itu. Pertama, kamu harus tetap teguh pada pandirian kamu bahwa kamu mencintai dia. Dan yang kedua, bila orang yang kamu cintai itu sudah merasa bosan, kamu harus selesaikan semua masalahmu dengan musyawarah dan kepala dingin serta pemikiran yang matang.”

Ya saya masih penasaran dan saya bertanya lagi,

“Baiklah kalau begitu, tapi bila orang yang kita cintai itu sudah benci pada kita, Apakah kita harus tetap teguh pada pendirian kita bahwa kita mencintai orang itu? Bukankah nantinya bila kita teru paksakan, kita sendiri yang akan merasa tersiksa dan menderita?”

Dan dia menjawab,

“Akan ada 2 pilihan yang bisa kamu pilih, Pertama kamu bisa tetap teguh bahwa kamu masih mencintai orang itu dengan penuh penderitaan, Dan yang kedua kamu bisa lupakan dia dan anggap tidak ada yang spesial darinya walaupun itu terkadang sangat sulit untuk dilakukan. Memang susah bila pihak kedua yang merasa bosan dan mulai merasa benci. Kecuali kamu sendiri bisa untuk mengubah pandangan dia terhadap kamu.”

Setelah itu saya tidak ada lagi pertanyaan. Menurut saya sudah semua pertanyaan yang ada dalam pikiran saya terungkap. Terima kasih teman...

0 komentar: